Rabu, 21 November 2012


Konsep Dasar Skizophrenia
Pengertian
·         Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu (Sheila L. Videbeck, 2008).
·         Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi, dan berperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara sosial.
( Isaacs, 2001 ).
·         Skizofrenia adalah gangguan yang meliputi karakteristik gangguan psikotik,    contohnya delusi, halusinasi, gangguan alam perasaan dan proses pikir (Schults, Judith.2000)

Gejala skizofrenia dibagi dalam dua kategori utama :
Gejala positif
Gejala negative
Halusinasi : persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak terjadi dalam realita.
Apatis : perasaan tidak peduli terhadap orang lain, aktivitas, peristiwa
Waham : keyakinan yang salah dan dipertahankan yang tidak memiliki dasar dalam realitas
Alogia : kecendrungan berbicara sangat sedikit atau menyampaikan sedikit makna pembicaraan
Ekopraksia : peniruan gerakan dan gesture orang lain yang diamati klien.
Afek datar : tidak ada ekspresi wajah yang menunjukan emosi atau mood
Flight of ideas : aliran verbalisasi yang terus menerus saat individu melompat dari satu topic ke topic yang lain dengan cepat
Afek tumpul : rentang keadaan emosional atau mood yang terbatas
Perseverasi : terus menerus membicarakan satu topic ; pengulangan kalimat, kata atau frasa dan menolak untuk mengubah topic pembicaraan.


Anhedonia : merasa tidak senang atau tidak gembira dalam menjalani hidup, aktivitas atau hubungan.
Asosiasi longgar : pikiran atau gagasan yang terpecah-pecah atau buruk.
Katatonia : imobilitas karena factor psikologis, kadang kala ditandai oleh periode agitasi atau gembira; klien tampak tidak bergerak, seolah-olah dalam keadaan setengah sadar
Gagasan rujukan : kesan yang salah bahwa peristiwa eksternal memilki makna khusus bagi individu
Tidak memiliki kemauan : tidak adanya keinginan, ambisi atau dorongan untuk bertindak melakukan tugas-tugas.
Ambivalensi :mempertahankan keyakinan atau perasaan yang tampak kontradiktif tentang individu, peristiwa atau situasi yang sama.


Jenis- jenis Skizoprenia
a)      Schizoprenia  Paranoid
         Dapat ditandai dengan adanya waham dan Halusinasi pendengaran, individu ini dapat menunjukkan sikap penuh curiga, argumentasi yang kasar dan agresif, prognosisnya lebih baik dibandingkan dengan jenis yang lain.Jenis skizofrenik ini sering mulai sesudah umur 30 tahun.
Seseorang yang menderita skizofrenia tipe paranoid menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :
·         Waham (delusion) kejar atau waham kebesaran misalnya kelahiran luar biasa (exalted birth), misi atau utusan sebagai penyelamat bangsa, dunia, agama, kenabian, mesias atau perubahan tubuh. Waham cemburu seringkali jugaa ditemukan. 
·         Halusinasi yang berisi kejaran atau kebesaran
·         Gangguan alam perasaan dan perilaku, misalnya kecemasan yang tidak menentu, kemarahan, suka bertengkardanberdebat dan tindak kekerasan. Seringkali ditemukan kebingungan tentang identitas jenis kelaminnya atau ketakutan bahwa dirinya diduga sebagai seseorang yang homoseksual atau merasa dirinya didekati oleh orang-orang homoseksual.
Pihak keluarga hendaknya mewaspadai manakala salah seorang anggota keluarga menunjukkan gejala-gejala tersebut diatas dan pro aktif membawanya ke dokter ( psikiatri ). Sebab yang bersangkutan tidak merasa dirinya sakit dan karenanya tidak ada motivasi untuk berobat.

b)      Schizophrenia Disorganized/Schizophrenia Hebephrenik
         Schizophrenia Hebephrenik yaitu jenis schizophrenia yang mempunyai tanda dan gejala; bicara yang tidak teratur, perilaku yang tidak sesuai, afek yang tidak sesuai, perilaku menarik diri secara sosial yang ekstrim, mengabaikan higiene dan penampilan diri, perilaku regresif, dengan interaksi sosial dan kontak dengan realitas yang buruk, gejala yang mencolok ialah :gangguan proses berpikir,gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau double personality.Penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Onset kejadian pada usia akhir remaja atau awal kedewasaan dibawah usia 25 tahun.Ada kecenderungan kejadian meningkat pada keluarga yang mempunyai riwayat depresi atau psychosis. Mereka biasanya menjadi perokok berat,kekanak-kanakan,
c)      Schizophrenia Katatonik
         Dimanifestasikan dalam bentuk stupor (gangguan motorik seperti kekakuan,gerakan-gerakan yang diulang, anggota tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan dipertahankan klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi di lingkungan), aktivitas motorik yang berlebihan, negativism yang ekstrim (perilaku ,gagasan yang bertentangan dengan orang kebanyakan), gerakan spontan yang aneh, ditandai dengan posturing, gerakan stereotype ,ecolalia atau echopraxia, grimasen yang menonjol gerakan otot muka yang berubah- ubah yang tidak dapat dikontrol klien )
d)     Schizophrenia tak tergolongkan
         Tanda gejala sama dengan schizophrenia awal namun tidak diketahui tanda gejala yang lain seperti waham,halusinasi,inkoheren atau perilaku kacau yang tidak jelas atau perilaku kacau yang tidak jelas.Klasifikasi ini digunakan bila tidak ditemukan tanda gejala pada tipe yang lain.
e)      Schizophrenia residual
         Pada tipe ini terdapat gangguan yang terjadi secara terus menerus yang diindikasikan dengan tanda negatif yakni terdapat satu atau lebih tanda gejala umum pada schizophrenia.Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan schizofrenik.

Psikodinamika
a)      Etiologi
o   Pertimbangan umum
Penyebab pasti dari skizofrenia belum diketahui, dapat disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara berbagai faktor
o   Predisposisi genetik
Penelitian telah berfokus pada kromosom 6, 13, 18 dan 22. Risiko terjangkit skizofrenia bila gangguan ini ada dalam keluarga adalah sebagai berikut :
-          Satu orangtua yang terkena : risiko 12- 15 %
-          Kedua orangtua terkena : risiko 35 – 39 %
-          Saudara sekandung ; risiko 8 – 10 %
-          Kembar   dizigotik ; risiko 15 %
-          Kembar monozigotikkk : risiko 50 %
o   Abnormalitas perkembangan saraf
Penelitian menunjukkan bahwa malformasi janin minor yang terjadi pada awal gestasi berperan dalam manifestasi akhir dari skizofrenia. Faktor yang mempengaruhi perkembangan saraf dan diindetifikasi sebagai risio adalah :
-          Individu yang ibuya terserang influenza pada trimester kedua
-          Individu yang mengalami trauma  atau cidera pada waktu dilahirkan
-          Penganiayaan atau trauma di masa bayi atau kanak-kanak awal
o   Abnormalitas struktur otak
-          Pembesaran ventrikel
-          Penurunan aliran darah kortikal, terutama di korteks prefrontal
-          Penurunan aktivitas metabolik di bagian-bagian otak tertentu
-          Atrofi serebri
o   Ketidakseeimbangan neurokimia (neurotransmiter)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bukan hanya dopamin tetapi juga neurotransmitter lainnya termasuk serotonin, nrepinefrin, glutamat dan GABA. Homeostasis atau hubungan antarneurotransmiter mungkin lebih penting dibanding jumlah relatif neurotransmiter tertentu.
o   Proses psikososial dan lingkungan
§  Teori perkembangan
Ahli teori seperti Freud, Sullivan, dan Erikson mengemukakan bahwa kurangnya pehatian yang hangat dan penuh kasih sayang di tahun-tahun awal kehidupan berperan dalam menyebabkan kurangnya identitas diri, salah iterpretasi terhadap realitas, dan menarik diri dari hubungan pada penderita skizofrenia.
§  Teori keluarga
Teori-teori yang berkaitan dengan peran keluarga dalam munculnya skizofrenia belum divalidasi dengan penelitian. Bagian fungsi keluarga yang telah diimplikasikan dalam peningkatan angka kekambuhan individu denga skizofrenia adalah sangat mengekspresikan emosi (high expressed emotion)

§  Status sosial ekonomi
Hasil penelitian yang konsisten adalah hubungan yang kuat antara skizofrenia dan status sosial ekonomi yang rendah.

§  Model kerentanan stres
Model interaksional yang mengatakan bahwapenderia skizofrenia mempunyai kerentanan genetik dan biologik terhadap skizofrenia. Kerentanan ini, bila disertai dengan pajanan stresor kehidupan da[pat menimbulkan gejala-gejala pada individu tersebut.

Proses terjadinya skizofrenia
Di dalam otak terdapat milyaran sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang membawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang lain. Di dalam otak yang terserang skizofrenia, terdapat kesalahan atau kerusakan pada sistem komunikasi tersebut.
Skizofrenia terbentuk secara bertahap dimana keluarga maupun klien tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otanya dalam kurun waktuyang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini akhirnya menjadi skizofrenia yang tersembunyi dan berbahaya. Gejala yang timbul secara perlahan-lahan inibisa saja menjadi skizofrenia acute. Periode skizofrenia akut adalah gangguan yang singkat an kuat, yang meliputi halusinasi, penyesatan pikiran (delusi), dan kegagalan berpikir.
Kadang kala skizofrenia menyerrrang secara tiba-tiba. Perubahan perilaku yang sangat dramatisterjadi dalam beberapa hari atau minggu. Serangan yang mendadak selalu memicu terjadinya periode akut secara cepat. Beberapa penderita mengalami gangguan seumur hidup, tapi banyak juga yang bisa kembali hidup secara normal dalam petiode akut tersebut. Kebanyakan didapati bahwa mereka dikucilkan, menderita depresi yang berat, dan tidak berfungsi sebagaimana layaknya orang normal dalam lingkungannya. Dalam beberapa kasus, serangan dapat meningkat menjadi apa yang disebut skizofrenia kronis. Klien menjadi buas, kehilangan karakter sebagai manusia dalam kehidupan sosial, tidak memiliki motivasi, depresi, dan tidak memiliki kepekaan terhadap perasaannya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar