Konsep Dasar
Skizophrenia
Pengertian
· Skizofrenia adalah suatu penyakit yang
mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan
dan perilaku yang aneh dan terganggu (Sheila L. Videbeck, 2008).
· Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik
yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berfikir dan
berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan realitas, merasakan dan
menunjukkan emosi, dan berperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara
sosial.
( Isaacs, 2001 ).
· Skizofrenia
adalah gangguan yang meliputi karakteristik gangguan
psikotik, contohnya delusi, halusinasi, gangguan alam
perasaan dan proses pikir (Schults, Judith.2000)
Gejala skizofrenia dibagi dalam dua kategori
utama :
Gejala
positif
|
Gejala
negative
|
Halusinasi : persepsi sensori yang
salah atau pengalaman persepsi yang tidak terjadi dalam realita.
|
Apatis : perasaan tidak peduli
terhadap orang lain, aktivitas, peristiwa
|
Waham : keyakinan yang salah dan
dipertahankan yang tidak memiliki dasar dalam realitas
|
Alogia : kecendrungan berbicara
sangat sedikit atau menyampaikan sedikit makna pembicaraan
|
Ekopraksia : peniruan gerakan dan
gesture orang lain yang diamati klien.
|
Afek datar : tidak ada ekspresi
wajah yang menunjukan emosi atau mood
|
Flight of ideas : aliran
verbalisasi yang terus menerus saat individu melompat dari satu topic ke
topic yang lain dengan cepat
|
Afek tumpul : rentang keadaan
emosional atau mood yang terbatas
|
Perseverasi : terus menerus
membicarakan satu topic ; pengulangan kalimat, kata atau frasa dan menolak
untuk mengubah topic pembicaraan.
|
Anhedonia : merasa tidak senang
atau tidak gembira dalam menjalani hidup, aktivitas atau hubungan.
|
Asosiasi longgar : pikiran atau
gagasan yang terpecah-pecah atau buruk.
|
Katatonia : imobilitas karena
factor psikologis, kadang kala ditandai oleh periode agitasi atau gembira;
klien tampak tidak bergerak, seolah-olah dalam keadaan setengah sadar
|
Gagasan rujukan : kesan yang salah
bahwa peristiwa eksternal memilki makna khusus bagi individu
|
Tidak memiliki kemauan : tidak
adanya keinginan, ambisi atau dorongan untuk bertindak melakukan tugas-tugas.
|
Ambivalensi :mempertahankan
keyakinan atau perasaan yang tampak kontradiktif tentang individu, peristiwa
atau situasi yang sama.
|
|
Jenis- jenis Skizoprenia
a) Schizoprenia Paranoid
Dapat
ditandai dengan adanya waham dan Halusinasi pendengaran, individu ini dapat
menunjukkan sikap penuh curiga, argumentasi yang kasar dan agresif,
prognosisnya lebih baik dibandingkan dengan jenis yang lain.Jenis skizofrenik
ini sering mulai sesudah umur 30 tahun.
Seseorang
yang menderita skizofrenia tipe paranoid menunjukkan gejala-gejala sebagai
berikut :
· Waham
(delusion) kejar atau waham kebesaran misalnya kelahiran luar biasa (exalted
birth), misi atau utusan sebagai penyelamat bangsa, dunia, agama, kenabian,
mesias atau perubahan tubuh. Waham cemburu seringkali jugaa ditemukan.
· Halusinasi
yang berisi kejaran atau kebesaran
· Gangguan
alam perasaan dan perilaku, misalnya kecemasan yang tidak menentu, kemarahan,
suka bertengkardanberdebat dan tindak kekerasan. Seringkali ditemukan
kebingungan tentang identitas jenis kelaminnya atau ketakutan bahwa dirinya
diduga sebagai seseorang yang homoseksual atau merasa dirinya didekati oleh
orang-orang homoseksual.
Pihak
keluarga hendaknya mewaspadai manakala salah seorang anggota keluarga
menunjukkan gejala-gejala tersebut diatas dan pro aktif membawanya ke dokter (
psikiatri ). Sebab yang bersangkutan tidak merasa dirinya sakit dan karenanya tidak
ada motivasi untuk berobat.
b) Schizophrenia Disorganized/Schizophrenia
Hebephrenik
Schizophrenia
Hebephrenik yaitu jenis schizophrenia yang mempunyai tanda dan gejala; bicara
yang tidak teratur, perilaku yang tidak sesuai, afek yang tidak sesuai, perilaku
menarik diri secara sosial yang ekstrim, mengabaikan higiene dan penampilan
diri, perilaku
regresif, dengan interaksi sosial dan kontak dengan realitas yang buruk, gejala yang mencolok ialah :gangguan
proses berpikir,gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau double
personality.Penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Onset kejadian pada usia
akhir remaja atau awal kedewasaan dibawah usia 25 tahun.Ada kecenderungan
kejadian meningkat pada keluarga yang mempunyai riwayat depresi atau psychosis.
Mereka biasanya menjadi perokok berat,kekanak-kanakan,
c) Schizophrenia Katatonik
Dimanifestasikan
dalam bentuk stupor (gangguan motorik seperti kekakuan,gerakan-gerakan yang
diulang, anggota tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan
dipertahankan klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi di lingkungan),
aktivitas motorik yang berlebihan, negativism yang ekstrim (perilaku ,gagasan
yang bertentangan dengan orang kebanyakan), gerakan spontan yang aneh, ditandai
dengan posturing, gerakan stereotype ,ecolalia atau echopraxia, grimasen yang
menonjol gerakan otot muka yang berubah- ubah yang tidak dapat dikontrol klien
)
d) Schizophrenia tak tergolongkan
Tanda
gejala sama dengan schizophrenia awal namun tidak diketahui tanda gejala yang
lain seperti waham,halusinasi,inkoheren atau perilaku kacau yang tidak jelas
atau perilaku kacau yang tidak jelas.Klasifikasi ini digunakan bila tidak
ditemukan tanda gejala pada tipe yang lain.
e) Schizophrenia residual
Pada
tipe ini terdapat gangguan yang terjadi secara terus menerus yang diindikasikan
dengan tanda negatif yakni terdapat satu atau lebih tanda gejala umum pada
schizophrenia.Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan schizofrenik.
Psikodinamika
a) Etiologi
o Pertimbangan umum
Penyebab
pasti dari skizofrenia belum diketahui, dapat disebabkan oleh interaksi yang
kompleks antara berbagai faktor
o Predisposisi genetik
Penelitian
telah berfokus pada kromosom 6, 13, 18 dan 22. Risiko terjangkit skizofrenia
bila gangguan ini ada dalam keluarga adalah sebagai berikut :
- Satu
orangtua yang terkena : risiko 12- 15 %
- Kedua
orangtua terkena : risiko 35 – 39 %
- Saudara
sekandung ; risiko 8 – 10 %
- Kembar dizigotik
; risiko 15 %
- Kembar
monozigotikkk : risiko 50 %
o Abnormalitas perkembangan saraf
Penelitian
menunjukkan bahwa malformasi janin minor yang terjadi pada awal gestasi
berperan dalam manifestasi akhir dari skizofrenia. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan saraf dan diindetifikasi sebagai risio adalah :
- Individu
yang ibuya terserang influenza pada trimester kedua
- Individu
yang mengalami trauma atau cidera pada waktu dilahirkan
- Penganiayaan
atau trauma di masa bayi atau kanak-kanak awal
o Abnormalitas
struktur otak
- Pembesaran
ventrikel
- Penurunan
aliran darah kortikal, terutama di korteks prefrontal
- Penurunan
aktivitas metabolik di bagian-bagian otak tertentu
- Atrofi
serebri
o Ketidakseeimbangan
neurokimia (neurotransmiter)
Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa bukan hanya dopamin tetapi juga neurotransmitter
lainnya termasuk serotonin, nrepinefrin, glutamat dan GABA. Homeostasis atau
hubungan antarneurotransmiter mungkin lebih penting dibanding jumlah relatif
neurotransmiter tertentu.
o Proses
psikososial dan lingkungan
§ Teori
perkembangan
Ahli
teori seperti Freud, Sullivan, dan Erikson mengemukakan bahwa kurangnya
pehatian yang hangat dan penuh kasih sayang di tahun-tahun awal kehidupan
berperan dalam menyebabkan kurangnya identitas diri, salah iterpretasi terhadap
realitas, dan menarik diri dari hubungan pada penderita skizofrenia.
§ Teori
keluarga
Teori-teori
yang berkaitan dengan peran keluarga dalam munculnya skizofrenia belum
divalidasi dengan penelitian. Bagian fungsi keluarga yang telah diimplikasikan
dalam peningkatan angka kekambuhan individu denga skizofrenia adalah sangat
mengekspresikan emosi (high expressed emotion)
§ Status
sosial ekonomi
Hasil
penelitian yang konsisten adalah hubungan yang kuat antara skizofrenia dan
status sosial ekonomi yang rendah.
§ Model
kerentanan stres
Model
interaksional yang mengatakan bahwapenderia skizofrenia mempunyai kerentanan
genetik dan biologik terhadap skizofrenia. Kerentanan ini, bila disertai dengan
pajanan stresor kehidupan da[pat menimbulkan gejala-gejala pada individu
tersebut.
Proses terjadinya skizofrenia
Di dalam otak terdapat milyaran sambungan
sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan
dari sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang
disebut neurotransmitter yang membawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu
ke ujung sambungan sel yang lain. Di dalam otak yang terserang skizofrenia,
terdapat kesalahan atau kerusakan pada sistem komunikasi tersebut.
Skizofrenia terbentuk secara bertahap dimana
keluarga maupun klien tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otanya
dalam kurun waktuyang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini akhirnya menjadi
skizofrenia yang tersembunyi dan berbahaya. Gejala yang timbul secara
perlahan-lahan inibisa saja menjadi skizofrenia acute. Periode
skizofrenia akut adalah gangguan yang singkat an kuat, yang meliputi
halusinasi, penyesatan pikiran (delusi), dan kegagalan berpikir.
Kadang kala skizofrenia menyerrrang secara
tiba-tiba. Perubahan perilaku yang sangat dramatisterjadi dalam beberapa hari
atau minggu. Serangan yang mendadak selalu memicu terjadinya periode akut
secara cepat. Beberapa penderita mengalami gangguan seumur hidup, tapi banyak
juga yang bisa kembali hidup secara normal dalam petiode akut tersebut.
Kebanyakan didapati bahwa mereka dikucilkan, menderita depresi yang berat, dan
tidak berfungsi sebagaimana layaknya orang normal dalam lingkungannya. Dalam
beberapa kasus, serangan dapat meningkat menjadi apa yang disebut skizofrenia
kronis. Klien menjadi buas, kehilangan karakter sebagai manusia dalam kehidupan
sosial, tidak memiliki motivasi, depresi, dan tidak memiliki kepekaan terhadap
perasaannya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar